Geohidrologi Daerah Bayat Kabupaten Klaten - Jawa Tengah

Kekomplekkan kondisi geologi di daerah Bayat dan sekitarnya sangat mempengaruhi kondisi geohidrologinya atau potensi sumber-sumber air yang ada. Untuk pengembangan wilayah khususnya lahan pertanian dan pemukiman harus didukung dengan pemanfaatan semua potensi air yang ada. Guna menunjang program ter...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلفون الرئيسيون: Djoko, Wintolo, Heru, Hendrayana
التنسيق: Other NonPeerReviewed
اللغة:English
منشور في: Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 1987
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:https://repository.ugm.ac.id/277290/1/Djoko%20Wintolo%3B%20Heru%20Hendrayana_Geohidrologi%20daerah%20Bayat%20Kabupaten%20Klaten%20-%20Jawa%20Tengah_1987.pdf
https://repository.ugm.ac.id/277290/
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:Kekomplekkan kondisi geologi di daerah Bayat dan sekitarnya sangat mempengaruhi kondisi geohidrologinya atau potensi sumber-sumber air yang ada. Untuk pengembangan wilayah khususnya lahan pertanian dan pemukiman harus didukung dengan pemanfaatan semua potensi air yang ada. Guna menunjang program tersebut, perlu dilakukan penelitian geologi dan potensi sumber-sumber airnya yang meliputi kuantitas maupun kualitasnya. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data primer di lapangan dan analisis di laboratorium. Penelitian lapangan berupa pemetaan geologi permukaan dengan menggunakan peralatan geologi standar. Sedangkan penelitian geohidrologi dilakukan dengan pengamatan lapangan terhadap semua bentuk-bentuk sumber air, yang meliputi: pengamatan sumur gali, sumur bor, aliran permukaan, pemunculan airtanah dan pengambilan contoh airtanah. Penelitian laboratorium dilakukan untuk analisis sifat-sifat hidrokimia contoh airtanah yang diambil dari daerah penelitian. Hasil penelitian lapangan dan laboratorium digunakan untuk evaluasi geologi dan gehidrologi daerah penelitian, baik kuantitas, kualitas maupun kemungkinan pengembangan airtanahnya. Berdasarkan kondisi geologi dan geohidrologinya daerah penelitian dibedakan menjadi wilayah airtanah perbukitan dan wilayah air tanah dataran. Wilayah airtanah perbukitan merupakan daerah langka air tanah mempunyai akuifer dengan produktivitas sangat kecil, akuifer dangkal berupa batuan metamorf, batuan beku, dan batugamping dan telah terkekarkan dan membentuk zona pelapukan relatif tebal. Kedudukan muka airtanah dangkal mengikuti bentuk morfologi perbukitan dan dan umumnya dalam, serta merupakan daerah imbuh wilayah air tanah dataran. Mata air yang ada mempunyai debit 2 lt/detik sampai 10 lt/dt. Sifat hidrokima airtanah sangat dipengaruhi oleh litologi yang mengandungnya. Wilayah air tanah dataran merupakan daerah pengumpulan airtanah, mempunyai akuifer dengan produktivitas sedang dan terdapat setempat-setempat, akuifer dangkal berupa endapan aluvial. Kedudukan muka airtanah bebas bervariasi dan umumnya dangkal, mata air yang muncul mempunyai debit kurang dari 2 lt/detik. Wilayah ini merupakan daerah keluaran (discharge) airtanah di daerah penelitian. Sifat hidrokimia airtanah sangat bervariasi sesuai material penyusun endapan aluvial sebagai aku akuifer nya.