PERSPEKTIF AGROEKOSISTEM DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI KECAMATAN SAPURAN, KABUPATEN WONOSOBO

Hutan Rakyat di Desa Pecekelan Kabupaten Wonosobo merupakan sumber penghasil kayu utama di luar kawasan hutan negara. Kedua tipe penutupan hutan yang terbanyak terdapat pada wilayah kabupaten ini dan mempunyai peran penting dalam kelestarian ekosistem lingkungan juga. Selain itu hutan rakyat dapat d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , Lies Rahayu W.F. dan Wahyu Tri Widayanti
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2001
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92495/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=280
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:Hutan Rakyat di Desa Pecekelan Kabupaten Wonosobo merupakan sumber penghasil kayu utama di luar kawasan hutan negara. Kedua tipe penutupan hutan yang terbanyak terdapat pada wilayah kabupaten ini dan mempunyai peran penting dalam kelestarian ekosistem lingkungan juga. Selain itu hutan rakyat dapat dikelola untuk fungsi komersial dan lingkungan secara seimbang. Perspektif agroekosistern menunjukkan hubungan antara manusia secara artifisial. dengan dasar dasar ekosistern pada keseimbangan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kreatifitas budaya masyarakat dalam perspektif agroekosistem di atas lahan milik mereka dan untuk mengetahui pengelolaan hutan rakyat khususnya di Desa Pecekelan. Terdapat tiga metode untuk mengidentifikasi perspektif agroekosistem : Analisis vegetasi untuk mengukur struktur dan komposisi vegetasi penyusun hutan rakyat, diskusi kelompok terfokus untuk melihat budaya masyarakat dalam kebijakan mengelola butan rakyat dan metode eksplorasi untuk mengidentifikasi pola pola pernukiman masyarakat dalam ekosistern hutan rakyat. Hasil penelitian sistem agroekosistem hutan rakyat di Desa Pecekelan menunjukkan bahwa struktur vegetasi secara vertikal dan horizontal (index diversitas: pohon (t) = 0,4751, tiang (p) = 0,4782, pancang(s) = 0,8493, Semai (s) = 0,7999), terdapat banyak komoditas tanaman dengan rotasi yang berguna untuk mendorong kemampuan masyarakat dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Sayangnya, masyarakat belurn mengelola hutan rakyat secara bijaksana, seperti mereka tidak pernah berpikir tentang regenerasi rutin, konservasi lingkungan, effektivitas penanaman, implementasi sistem silvikultur pada keberlanjutan lahan dan k.eadilan, juga untuk membudidayakan hutan rakyat pada sebuah konsesi kayu. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat tiga tipe pola pernukiman dalam ekosistem hutan rakyat Scatterfarmstead village, concentration and farm village type.