PENGEMBANGAN TES-TES MEMORI KATA KHAS INDONESIA UNTUK ALAT ASESMEN MEMORI

Pentingnya peran memori dalam segala aspek kehidupan manusia tampaknya tidak bisa diabaikan. Di luar negeri telah banyak kajian teoretis dan penelitian-penelitian empiris mengenai memori serta pengembangan alat-alat tes memori. Di Indonesia penelitian empiris mengenai memori serta pengembangan tes m...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , Thomas Dicky Hastjarjo, d
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92425/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=213
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Pentingnya peran memori dalam segala aspek kehidupan manusia tampaknya tidak bisa diabaikan. Di luar negeri telah banyak kajian teoretis dan penelitian-penelitian empiris mengenai memori serta pengembangan alat-alat tes memori. Di Indonesia penelitian empiris mengenai memori serta pengembangan tes memori masih cukup langka. Lebih khusus lagi, ada dua hal yang belum dilakukan di Indonesia, yakni (a) pengembangan satu Pool Stimulus sebagai sumber referensi bagi pembuatan tes memori. Satu Pool Stimulus adalah kumpulan dari sejumlah besar stimulus tertentu (misal kata-kata, gambar-gambar, foto-foto) yang dipakai oleh pembuat tes memori sebagai sumber referensi. Para pembuat tes akan memilih stimulus dari Pool Stimulus tersebut, dan (b) pengembangan tes memori untuk keperluan asesmen memori boleh dikatakan belum ada. Situasi inilah yang mendorong ditulisnya usulan penelitian ini. Tujuan penelitian pada tahun kedua adalah (a) membuat Pool 300 Kata-kata benda dengan tiga parameter taraf kekonkritan-keabstrakan, taraf kemudahan-kesukaran membayangkan, serta taraf kebermaknaan masing-masing kata. Diharapkan Pool 300 Kata-kata benda itu akan menjadi bagian dari sumber referensi bagi setiap peneliti dan pembuat Tes Memori Kata di Indonesia. Pada tahun pertama telah dihasilkan 300 kata benda lainnya, sehingga pada tahun kedua ini satu pool 600 kata benda dengan tiga parameter telah tersusun. Sedangkan pada tahun ketiga satu Tes Memori Kata Khas Indonesia dapat dikembangkan agar menjadi alat asesmen memori. Metode penelitian pada tahun kedua adalah sebagai berikut. Tiga ratus kata benda yang telah diambil secara random pada tahun pertama dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok. Pengelompokkan juga dilakukan secara acak, sehingga ada tiga kelompok kata benda yang masing-masing terdiri dari 100 kata benda. Tiga skala yang dipakai pada tahun pertama juga akan dipergunakan di tahun kedua ini. Ketiga skala tersebut dipekai untuk menilai setiap kata benda. Tiga skala itu adalah (a) skala tingkat kekonkritan-keabstrakan kata benda, (b) skala tingkat kemudahan-kesulitan membayangkan kata benda, dan (c) skala tingkat kebermaknaan kata benda. Subjek penelitian adalah 184 orang Jawa, 170 orang Sunda, dan 200 orang Jawa Yogyakarta. Masing-masing kelompok suku akan dibagi kedalam tiga kelompok,yaitu siswa SMU, mahasiswa, dan masyarakat umum. Tugas setiap subjek penelitian adalah membuat penilaian pada masing-masing kata dengan menggunakan tiga kriteria diatas, yakni (a) skala tingkat konkrit-abstrak kata benda, (b) skala tingkat kemudahan-kesulitan membayangkan kata benda, dan (c) skala tingkat kebermaknaan kata benda. Hasil penelitian menunjukkan persamaaan dan perbedaan pada ketiga parameter dari ketiga suku, sehingga untuk menyusun tes-tes memori hanya kata yang memiliki nilai rating yang sama dari ketiga suku yang akan disertakan.