Pengukuran Paparan Beta dan Gamma Menggunakan Surveymeter Kontaminasi di Nuklindolab

Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kerja praktik di lingkungan yang mengaplikasikan ilmu dan teknologi pada berbagai bidang salah satunya adalah dalam bidang teknologi dan keselamatan nuklir. Salah satu tempat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Karissa Trixie K, Nindya
Format: Other NonPeerReviewed
Published: Gadjah Mada University 2022
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/278380/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada mewajibkan mahasiswanya untuk melakukan kerja praktik di lingkungan yang mengaplikasikan ilmu dan teknologi pada berbagai bidang salah satunya adalah dalam bidang teknologi dan keselamatan nuklir. Salah satu tempat untuk mempelajar hal tersebut adalah Nuklindolab. NuklindoLab merupakan Badan Usaha / Layanan dibawah Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan yang bergerak dalam bidang keselamatan radiasi baik untuk Industri ataupun Rumah Sakit. Pada Nuklindolab, mahasiswa dapat mempelajari manajemen paparan radiasi, kalibrasi dan evaluasi alat penunjang proteksi radiasi, serta uji kesesuaian pesawat X-ray. Pada kerja praktik kali ini, ditugaskan kepada penulis untuk Pengukuran Paparan Beta dan Gamma Menggunakan Surveymeter Kontaminasi di Nuklindolab. Radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber radioaktif adalah radiasi gamma dan juga radiasi beta. IPTEK nuklir berkembang dengan pesat di fasilitas Industri dan juga dalam kesehatan. Dari penggunaan nuklir pada industri tersebut menimbulkan paparan beta dan gamma brehmstarlung yang berpotensi bahaya bagi tubuh. Pada sektor kesehatan, nuklir digunakan sebagai sumber terbuka pada instalasi kedokteran nuklir. Di Indonesia sendiri ada 19 Instalasi Kedokteran yang menggunakan sumber terbuka contohnya I-131, Tc-99m dan F-18 yang memancarkan paparan sinar gamma dan beta. Dari penjelasan tersebut terdapat adanya potensi yang dipancarkan oleh radiasi beta yang masih belum diteliti padahal radiasi beta yang berasal dari sumber radioaktif yang berpotensi besar memberikan dosis pada kulit karena jangkauannya lebih rendah dibandingkan radiasi gamma. Maka perlu, dilakukan pengukuran radiasi beta dan gamma pada industri�industri tersebut. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada perhitungan fungsi diameter aktif dari persamaan polynomial memiliki error yang minim dilihat dari R2-nya yang mendekati satu dan rata-rata laju paparan radiasi dari masing-masing jarak adalah 4,420x dari laju paparan kalibrasi. Untuk fungsi jarak, dari perhitungan dan regresi polinomial dapat disimpulkan bahwa paparan beta merupakan grafik polynomial dan bukan kuadrat jarak. Selain itu, didapatkan juga informasi-informasi terkait paparan beta pada sektor industri dan juga sektor kesehatan yang dapat menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan terkait nuklir yang berkembang di Indonesia.