Geologi, Alterasi dan Mineralisasi Endapan Epitermal Sulfidasi Tinggi di Daerah Wonotirto dan Sekitarnya, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Indonesia

Secara fisiografi daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami aspek geologi dan karakteristik endapan mineral di daerah penelitian yang difokuskan pada aspek tipe alterasi dan mineralisasi bijih. Metode penelitian yang digunakan adalah pemetaa...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلفون الرئيسيون: Masti, Salma Difa, Idrus, Arifudin
التنسيق: Conference or Workshop Item PeerReviewed
اللغة:English
منشور في: 2019
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:https://repository.ugm.ac.id/275800/1/Bagian%20F.%20Mineralogy%2C%20Petrology%2C%20and%20Economic%20Mineral%20Resources-206-223.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275800/
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:Secara fisiografi daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami aspek geologi dan karakteristik endapan mineral di daerah penelitian yang difokuskan pada aspek tipe alterasi dan mineralisasi bijih. Metode penelitian yang digunakan adalah pemetaan geologi yang meliputi data litologi dan struktur geologi, serta pemetaan alterasi dan mineralisasi bijih. Analisis petrografi, XRD, mikroskopi bijih, dan FA-AAS dilakukan untuk mengkarakterisasi mineralogi alterasi, mineral bijih, dan kadar logam. Daerah penelitian disusun oleh litologi berupa andesit porfiri, tuf, breksi monomik, breksi polimik, dan batugamping (grainstone). Andesit porfiri, tuf, breksi monomik, dan breksi polimik merupakan satuan batuan bagian dari Formasi Mandalika (Oligosen akhir - Miosen Awal). Intrusi yang berumur Miosen Awal menyebabkan batuan samping (Formasi Mandalika) mengalami alterasi hidrotermal. Tipe alterasi hidrotermal yang berkembang meliputi alterasi kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor, alterasi kuarsa-paragonit-ilit, alterasi smektit- kuarsa, alterasi epidot-klorit, dan alterasi klorit-kalsit/kalsedon. Alterasi kuarsa-alunit-pirofilit- diaspor terbentuk pada satuan andesit porfiri dan tuf. Alterasi kuarsa-paragonit-ilit terbentuk pada satuan andesit porfiri, tuf, dan breksi monomik, alterasi smektit-kuarsa dan alterasi epidot-klorit terbentuk pada satuan andesit porfiri. Alterasi klorit-kalsit/kalsedon terbentuk pada satuan breksi polimik dan tuf. Struktur geologi yang mengontrol mineralisasi berupa sesar geser dekstral turun berarah tenggara – barat laut dan silisifikasi yang berarah timur laut – barat daya. Mineralisasi dominan terjadi secara diseminasi pada tipe alterasi kuarsa-alunit- diaspor (mengisi vug), pada breksi monomik dan polimik, serta pada urat kuarsa dengan ketebalan 1 cm. Mineralisasi bijih yang dijumpai adalah pirit (FeS2) dan pada beberapa sampel mengandung emas (Au) sebesar 0.01 ppm. Umumnya mineral logam yang hadir telah mengalami oksidasi sangat kuat. Adapun mineral oksida yang hadir meliputi hematit drussy dan powdery (Fe2O3) serta jarosit powdery (KFe3+3(OH)6(SO4)2). Berdasarkan tipe alterasi dan mineral bijih yang hadir, disimpulkan bahwa tipe endapan daerah penelitian merupakan endapan epitermal sulfidasi tinggi yang bersifat dangkal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam eksplorasi endapan mineral di Zona Pegunungan Selatan Jawa Timur.