Transaksi Penjualan Tanah Pertanian di Daerah Dataran Tinggi: Studi Kasus di Dua Dusun, Desa Plososari, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal
Penelitian tentang penguasaan tanah telah banyak dilakukan oleh para pakar tetapi perilaku petani dalam penjualan tanha pertanian nampaknya kurang mendapat perhatian. Pengkajian tentang hal ini tidak kalah menariknya mengingat perilaku tersebut akan menjadi akibat langsung dari polarisasi penguasaan...
محفوظ في:
المؤلفون الرئيسيون: | , , , |
---|---|
التنسيق: | Other NonPeerReviewed |
اللغة: | English |
منشور في: |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada
1988
|
الموضوعات: | |
الوصول للمادة أونلاين: | https://repository.ugm.ac.id/275714/1/supriyanto_201307013_susetiawan%20JUDUL.pdf https://repository.ugm.ac.id/275714/ |
الوسوم: |
إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
|
الملخص: | Penelitian tentang penguasaan tanah telah banyak dilakukan oleh para pakar tetapi perilaku petani dalam penjualan tanha pertanian nampaknya kurang mendapat perhatian. Pengkajian tentang hal ini tidak kalah menariknya mengingat perilaku tersebut akan menjadi akibat langsung dari polarisasi penguasaan tanah. Oleh karena itu dalam penelitian bertujuan: 1. Hendak mencari hubungan antara tingkat pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian, tingkat kecukupan pemenuhan kebutuhan hidup dan tekanan pihak lain terhadap petani terhadap perilaku petani dalam penjualan tanah pertanian, 2. Hendak mencari berapa besar pengaruhnya beberapa variabel bebas terhadap variabel tergantung.
Penelitian dilakukan di dua dusun dengan mengambil sampel sebesar 20 % dari populasi tani yang pernah melakukan penjualan tanah pertanian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan interview schedule kepada semua respoonden. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kecukupan pemenuhan kebutuhan hidup tidak berkorelasi dengan perilaku petani dalam penjualan tanah pertanian. Tingkat pendapatan dari hasil pertanian berpengaruh sebesar 16,93% walaupun taraf signifikannya terhadap penerimaan tekanan pihak lain adalah sekitar 10 % hal ini sesungguhnya hanya semata-mata karena jumlah responden yang diteliti kurang begitu banyak. untuk tingkat penerimaan tekanan dari pihak laini berpengaruh sebesar 19,40% terhadap perilaku petani dalam penjualan tanah pertanian. Dengan demikian ketiga variabel di atas merupakan mata rantai hubungan asimetris dengan menempatkan variabel tingkat penerimaan paksaan dari pihak lain sebagai variabel penghubung. Beberapa variabel lain yang diperkirakan sebagai variabel anteseden sangat tidak berkorelasi jika taraf signifikan yang diinginkan adalah 5%. Nampaknya jika jumlah responden ditingkatkan maka hasil signifikan yang diperoleh jauh dari yang diharapkan. |
---|