Analisa Arus Purba Formasi Pucangan - Kabuh di Trinil, Kabupaten Ngawi, Propinsi Jawa Timur

Sejak penemuan Pithecantrobus Erectus (sekarang Homo Erectus) oleh Dubois (1891), Formasi Pucangan- Kabuh di Trinil menjadi obyek yang wamai dibicarakan. Sebaran Formasi Kabuh ini cukup luas meliputi sisi selatan dari Pegunungan Kendeng yang menyebar dari barat ke timur. Formasi ini tersusun oleh ko...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Barianto, Didit Hadi, Saputra, Iqval Surya
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: Departemen Teknik Geologi 2019
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/275271/1/pakdidit.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275271/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sejak penemuan Pithecantrobus Erectus (sekarang Homo Erectus) oleh Dubois (1891), Formasi Pucangan- Kabuh di Trinil menjadi obyek yang wamai dibicarakan. Sebaran Formasi Kabuh ini cukup luas meliputi sisi selatan dari Pegunungan Kendeng yang menyebar dari barat ke timur. Formasi ini tersusun oleh konglomerat andesit, batupasir vulkanik, breksi – konglomerat vulkanik (lahaar) dan setempat mengandung batujahe (caliche) dan calcrete. Banyaknya penemuan arkeologis pada formasi ini ditafsirkan sebagai rumah dari Homo Erectus. Namun melihat litologi dan banyaknya struktur silang siur, tampaknya fosil dan artefak yang ditemukan merupakan thanatocoenosis reworked. Metode penelitian adalah melakukan pengukuran stratigrafi (MS) dalam sekala 1:50 dan mengukur arah arus purba di lapangan sepanjang Sungai Bengawan Solo di 4 lokasi. Keempat lokasi ini terletak di selatan Museum Trinil, timur Museum Trinil, lokasi eskavasi Dubois dan di desa Gadjah. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa Sungai Bengawan Solo Purba umumnya mengalir dari barat ke timur dan anak sungai yang mengalir dari tenggara ke barat daya.