Tinjauan Ulang Fasies Gunung Api Gajahmungkur (Studi Kasus di Desa Bero dan Sekitarnya, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah)

Gunung api Gajahmungkur yang terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dianggap sebagai produk vulkanisme kaldera berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Gunung api ini merupakan bagian aktivitas awal vulkanisme di Pulau Jawa. Produk vulkanisme ini tersingkap baik di Desa Bero, Kecamatan Man...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Fillah, Abi Asykari, Abdillah, Mohammad Yazid, Handini, Esti, Titisari, Anastasia Dewi
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: Departemen Teknik Geologi 2018
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/274923/1/PVK-2_TINJAUAN%20ULANG%C2%A0%20FASIES%20GUNUNG%20API%20GAJAHMUNGKUR%20%28STUDI%20KASUS%20DI%20DESA%20BERO%20DAN%20SEKITARNYA%2C%20KECAMATAN%20MANYARAN%2C%20KABUPATEN%20WONOGIRI%2C%20JAWA%20TENGAH%29.pdf
https://repository.ugm.ac.id/274923/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Gunung api Gajahmungkur yang terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dianggap sebagai produk vulkanisme kaldera berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Gunung api ini merupakan bagian aktivitas awal vulkanisme di Pulau Jawa. Produk vulkanisme ini tersingkap baik di Desa Bero, Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Dalam paper ini disajikan variasi data stratigrafi yang didukung geomorfologi untuk memahami fasies vulkanisme yang berkembang di daerah penelitian. Peninjauan ulang pembentukan Gunung api Gajahmungkur dilakukan dengan rekonstruksi stratigrafi sebaran produk vulkanik di daerah ini. Stratigrafi vulkanik daerah penelitian dibagi menjadi empat lithofasies yaitu satuan lava andesit bantal, satuan lava andesit autoklastik, satuan pumice breccia setebal ~521 m dan satuan hornblende – bearing pumice breccia setebal ~517 m. Kenampakan fragmen pumis di lapangan berukuran ~ 30 cm. Pada satuan lava dijumpai tekstur trachytic sedangkan pada breksi piroklastik dijumpai volcanic glass shard berukuran ~0,3 mm yang mengindikasikan aktivitas vulkanisme yang eksplosif. Produk vulkanik yang dijumpai di daerah penelitian menunjukkan fasies proksimal dari Gunung api Gadjahmungkur. Aplikasi rekonstruksi stratigrafi mengindikasikan bahwa Gunung api Gajahmungkur terbentuk oleh aktivitas pembentukan kaldera. Hal ini didukung dengan total ketebalan dari breksi piroklastik di daerah penelitian mencapai ~1040 m. Satuan pumice breccia memiliki mineralogi dominan andesin, albit dan oligoklas, sedangkan pada satuan hornblende – bearing pumice breccia memiliki mineralogi dominan hornblenda dan piroksen. Hal ini menunjukkan perubahan komposisi magma pada proses erupsi. Selain itu, kehadiran satuan lava bantal diantara breksi piroklastik dengan komposisi dominan pumis bertekstur gradasi terbalik mencirikan perubahan lingkungan dari subaerial menjadi subaquaeous. Kata Kunci : rekonstruksi stratigrafi vulkanik, fasies proksimal, gunung api gajahmungkur, kaldera,