Efek Frekuensi Pemerahan dengan Automatic Milking System terhadap Body Condition Score, Somatic Cell Count, dan Penampilan Reproduksi pada Sapi Perah

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek frekuensi pemerahan menggunakan Automatic Milking System terhadap body condition score (BCS), somatic cell count (SCC), dan penampilan reproduksi pada sapi perah frisian holstein. Penelitian ini dilakukan di Hiroshima University Farm menggunakan 8 ekor sapi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Astuti, Andriyani, Obitsu, Taketo, Taniguchi, Kohzo, Sugino, Toshihisa
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada, ISSTAP 2017 2016
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/274476/1/Astuti%20%28Simposium%202016%29.pdf
https://repository.ugm.ac.id/274476/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek frekuensi pemerahan menggunakan Automatic Milking System terhadap body condition score (BCS), somatic cell count (SCC), dan penampilan reproduksi pada sapi perah frisian holstein. Penelitian ini dilakukan di Hiroshima University Farm menggunakan 8 ekor sapi multipara dan 4 ekor sapi primipara. Sapi dibagi menjadi dua kelompok perlakuan dan 4 kali pemerahan menggunakan Automatic Milking System dimulai setelah beranak sampai dengan 50 hari setelah beranak. Sapi diberi pakan PArsial Mixed Ration (PMR) terdiri dari silase Italian ryegrass (35% bahan kering (BK), oat hay (8% BK), alfalfa hay (8% BK), pelet bit pulp (8% BK), formula feed (39% BK), mineral dan vitamin premiix dengan kandungan protein kasar (PK) 13,6% dan total digestible nutrient (TDN) 70%. Konsentrat mengandung 21% PK dan 82% TDN. Body condition score diamati dan sampel susu diambil untuk dianalisa SCC pada hari ke-20, 35 dan 50 setelah beranak. Parameter reproduksi yang diamati adalah S/C, calving interval, dan postpartum mating. Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan BCS dan SCC pada frekuensi pemerahan 2 dan 4 kali menggunakan Automatic Milking System, namun probabilitasterjadinya SCC tinggi (> 100.000) lebih rendah pada pemerahan 4 kali dibandingkan 2 kali (6% vs 59%). Efek frekuensi pemerahan tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap S/C, calving interval, dan postpartum mating. PEningkatan frekuensi pemerahan berefek positif terhadap SCC tetapi tidak menunjukkan perbedaan terhadap BCS dan penampilan reproduksi.