STUDI PETROGENESA BATUAN BEKU DI DAERAH SEMONO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN KALIGESING DAN BAGELEN, KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN METODE SAYATAN TIPIS

Aktivitas vulkanisme di Pulau Jawa yang dimulai sejak Eosen Akhir dan masih berlangsung hingga sekarang memiliki produk yang dapat dijumpai sebagai batuan beku dan piroklastik yang tersebar hampir di seluruh Pulau Jawa, salah satunya di Pegunungan Kulon Progo. Batuan beku di Kulon Progo hadir seb...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Pratama, Ikra Wahyu, Hanif, Ikfi Maasyi, Hidayatullah, Hidayatullah, Pramumijoyo, Subagyo
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: 2017
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/274169/1/PMP-09.pdf
https://repository.ugm.ac.id/274169/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Aktivitas vulkanisme di Pulau Jawa yang dimulai sejak Eosen Akhir dan masih berlangsung hingga sekarang memiliki produk yang dapat dijumpai sebagai batuan beku dan piroklastik yang tersebar hampir di seluruh Pulau Jawa, salah satunya di Pegunungan Kulon Progo. Batuan beku di Kulon Progo hadir sebagai intrusi dan lava dengan hubungan yang saling potong. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis batuan beku yang terdapat di daerah Semono dan sekitarnya serta mengetahui petrogenesanya. Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu pemetaan geologi dengan luas 4x5 km2, pengambilan sampel, dan pengamatan sayatan tipis. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di daerah studi terdapat tiga jenis batuan beku, yaitu andesit piroksen, andesit porfiri hornblenda, dan dasit. Andesit piroksen memiliki tekstur afanitik, ukuran kristal sekitar 1 mm, tidak menunjukkan adanya tekstur aliran, serta tersusun oleh plagioklas, kuarsa, augit, hipersten, dan hornblenda. Andesit porfiri hornblenda memiliki tekstur porfiroafanitik, ukuran kristal fenokris mencapai 9 mm dan massa dasar sekitar 1 mm, komposisi fenokris berupa hornblenda, massa dasar berupa plagioklas, kuarsa, dan piroksen. Dasit memiliki tekstur porfiroafanitik dengan komposisi berupa plagioklas, kuarsa, piroksen, dan gelasan. Berdasarkan data petrografi dan hubungan saling potong di lapangan, diketahui bahwa batuan andesit piroksen terbentuk terlebih dahulu sebagai intrusi dangkal, selanjutnya terbentuk andesit porfiri hornblenda sebagai intrusi yang lebih dalam dan menerobos andesit piroksen. Dasit terbentuk paling akhir sebagai lava yang mengalir di atas andesit piroksen. Ketiga batuan ini diduga berasal dari Gunung Api Idjo yang terletak berdekatan dengan lokasi studi. Dari mineral penyusunnya, diketahui terjadi perubahan komposisi magma Gunung Idjo yang menjadi semakin asam. Kata kunci: batuan beku, Semono, sayatan tipis, gunung api