Pengaruh Tingkat Pemberian Dedak Halus Pada Pakan Basal Jerami padi terhadap konsumsi, Kecernakan,dan Kandungan Mineral Darah Sapi Peranakan Ongole(Effect of rice bran levels in rice straw...)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suplementasi sumber energi berupa dedak halus (DH) pada pakan basal jerami padi (JP) terhadap konsumsi, kecernaan, dan kandungan mineral darah sapi Peranakan Ongole (PO). Dua belas ekor sapi PO jantan berumur antara 12 sampai 18 bulan dengan...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلف الرئيسي: Perpustakaan UGM, i-lib
التنسيق: مقال NonPeerReviewed
منشور في: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2001
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:https://repository.ugm.ac.id/19943/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=2784
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suplementasi sumber energi berupa dedak halus (DH) pada pakan basal jerami padi (JP) terhadap konsumsi, kecernaan, dan kandungan mineral darah sapi Peranakan Ongole (PO). Dua belas ekor sapi PO jantan berumur antara 12 sampai 18 bulan dengan berat badan sekitar 150 kg dibagi menjadi tiga tingkat suplementasi DH (S.1, S.2, dan S.3), sehingga merupakan rancangan acak lengkap pola searah, beda nyata antar perlalcuan dilanjutkan uji jarak ganda dari Duncan. Suplemen S.1, S.2, dan S.3 masing-masing diberikan sebanyak 15, 25, dan 35 g/kg berat badan (W) metabolit (W3'75), sedangkan JP kondisi kering udara dan air minum diberikan secara tidak terbatas (ad libitum). Penelitian berlangsung selama dua bulan termasuk adaptasi pakan, pada akhir bulan ke dua sapi dimasukkan ke dalam kandang metabolisme selama 7 hari yang dilengkapi tempat feses untuk mengkoleksi feses. Pakan diberikan dua kali pada pagi hari pukul 08.00 dan pada slang hari pukul 15.00. Sampel pakan, feses, dan sisa pakan diambil setiap hari, sedangkan sampel darah diambil pada akhir penelitian lewat vena jugularis menggunakan venoject. Sampel pakan untuk penentuan bahan kering (BK), protein kasar (PK), serat kasar (SK), dan mineral (Ca, P, Mg, dan S), sample feses untuk penetuan BK dan kandungan mineral, sedangkan sampel sisa pakan untuk penetuan BK. Penetapan kadar mineral pakan, feses, dan darah dilakukan menggunakan atomic absorption spectroscopy di Balai Penelitian Ciawi Bogor. Hasil penelitian menunjukkan: tingkat suplementasi S.3 berbeda tidak nyata dengan S.2 dan S.1 pada konsumsi Ca (110,41, 138,78, dan 131,69 mg/kg W°'75) dan S ( 27,03, 26,15, dan 21,48 mg/kg W°75), tetapi berbeda nyata (P