Pola Pembinaan Pedagang Kawasan Shopping Centre Sebagai Upaya Alternatif Perwujudan Kawasan Cagar Budaya

ABSTRAK Penelitian ini menglcaji tentang pola pembinaan yang tepat bagi para para pedagang kawasan Shopping Centre dengan menitikberatkan pada pola pembinaan yang dapat menumbuhkan kesadaran dari pedagang di kawasan tersebut untuk berpartisipasi dalam rangka pengembangan kawasan Shopping Centre menj...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلف الرئيسي: Perpustakaan UGM, i-lib
التنسيق: مقال NonPeerReviewed
منشور في: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1999
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:https://repository.ugm.ac.id/18545/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=1336
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:ABSTRAK Penelitian ini menglcaji tentang pola pembinaan yang tepat bagi para para pedagang kawasan Shopping Centre dengan menitikberatkan pada pola pembinaan yang dapat menumbuhkan kesadaran dari pedagang di kawasan tersebut untuk berpartisipasi dalam rangka pengembangan kawasan Shopping Centre menjadi kawasan cagar Budaya dengan tidak mengabaikan kepentingan-kepentingan dari para pedagang sendiri. Lokasi penelitian adalah kawasan Shopping Centre Sasana Tri Guna yang terletak di jalan Senopati No. 3 Yogyakarta atau sebelah selatan Pasar Beringharjo dan sebelah timur Museum Beteng Vredeburg. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti usaha-usaha yang ditempuh dalam rangka pengembangan kawasan Shopping Centre menjadi kawasan Cagar Budaya dan masalah-masalah yang ditimbulkannya serta untuk mengetahui pola pembunaan yang tepat bagi pedagang kawasan Shopping Centre, berkaitan dengan pengembangan kawasan tersebut. Data yang digunakan meliputi data primer, yang diperoleh melalui wawancara dengan pedoman wawancara (Interview Schedule)dan data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan dari aspek-aspek ekonomis, filosofis, psikologis, dan sosiologis. Hal tersebut dimaksudkan agar penelitian ini dapat mengupas maslah-masalah kompleks yang terjadi dengan menggunakan pendekatan integral dari berbagai disiplin ilmu atau multidisipliner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara garis besar pola pembinaan pedagang terbagi menjadi tiga yaitu pembinaan yang bersifat mengatur, membimbing dan membantu. Namun demikian pola pembinaan yang konseptual seperti itu memang tidak mudah dilaksanakan. Hal ini berkenaan dengan berbagai kepentingan yang ada didalamnya baik kepentingan PEMDA selaku pemberi pembinaan maupun kepentingan para pedagang kawasan Shopping Centre selaku penerima pembinaan. Untuk itu diperlukan suatu model pembinaan yang bertahap, menyeluruh, integral dan terpadu antara berbagai pihak yang berkaitan dengan pembinaan yang dilakukan. Di dalam tiga pola pembinaan seperti di atas, pembinaan terhadap pedagang kawasan Shopping Centre dapat dilakukan secara bertahap melalui Tahap Bina Manusia, Lingkungan dan Ekonomi. Pelaksanaan pembinaannyapun harus dibarengi dengan sosialisasi, internalisasi dan konsistensi dari pihak PEMDA sebagai pemberi pembinaan. Dalam hal ini pihak PEMDA perlu bekerja sama dengan pihak lain yang berkompeten dengan pembinaan yang dilakukan seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pengusaha, Praktisi di bidang bisnis, Koperasi, Paguyuban Pedagang dan sebagainya. Hal-hal tersebut di atas bertujuan untuk memecahkan permasalahan di seputar pengembangan kawasan Shopping Centre menjadi kawasan cagar budaya terutama yang berkaitan dengan pedagang (segi Inovatif) dan menumbuhkan kesadaran pedagang kawasan Shopping Centre untuk menunjang keberhasilan usaha dagangnya dan untuk berpartisipasi menuju tercapainya kawasan cagar budaya (segi proaktif).