RESIKO KERENTANAN JATUHAN BATUAN DI PANTAI SELATAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Pantai pada bentang alam kars merupakan obyek wisata yang menyimpan potensi jatuhan batuan yang membahayakan wisatawan. Salah satu contohnya adalah peristiwa jatuhan batuan yang terjadi pada Pantai Sadranan (17 Juni 2015) hingga memakan korban jiwa. Resiko ini terjadi karena belum...
Saved in:
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Departmen Teknik Geologi
2015
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/135513/1/GEO114%20RESIKO%20KERENTANAN%20JATUHAN%20BATUAN%20DI%20PANTAI%20SELATAN%20KABUPATEN%20GUNUNG%20KIDUL%2C%20DAERAH%20ISTIMEWA%20YOGYAKARTA.pdf https://repository.ugm.ac.id/135513/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
Summary: | Pantai pada bentang alam kars merupakan obyek wisata yang menyimpan potensi jatuhan batuan
yang membahayakan wisatawan. Salah satu contohnya adalah peristiwa jatuhan batuan yang terjadi
pada Pantai Sadranan (17 Juni 2015) hingga memakan korban jiwa. Resiko ini terjadi karena belum
adanya kajian mengenai zona rawan jatuhan batuan pada sekitar pantai. Penelitian berfokus pada
kondisi geologi yang mempengaruhi adanya jatuhan batuan. Selain itu dilakukan pula analisis resiko
kerentanan jatuhan batuan beserta zona rawan jatuhan batuan pada Pantai Selatan Kabupaten
Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Penelitian dilakukan pada Pantai Siung, Pantai
Nglambor, Pantai Jogan, Pantai Indrayanti, Pantai Slili, Pantai Krakal, dan Pantai Sadranan.
Pengamatan dilakukan secara khusus pada morfologi notch yang terbentuk karena pengaruh aktivitas
abrasi oleh air laut sehingga menghasilkan bongkah menggantung pada tebing pantai dengan volume
besar. Keberadaan bongkah dapat menjadi ancaman bagi wisatawan yang berada di bawah tebing.
Penelitian dilakukan dengan metode Modified Rockfall Hazard Rating System (Budetta, 2004).
Metode ini bersifat semi kuantitatif dengan beberapa parameter. Parameter tersebut antara lain
tinggi lereng, slope mass rating (SMR), ukuran blok, volume bongkah, jumlah jiwa terpapar, dan
curah hujan. Setiap parameter ditunjang dengan data kelurusan dari DEM dan citra satelit, serta data
lapangan (litologi, morfologi, struktur geologi). Orientasi kekar yang diukur memiliki arah TenggaraBarat Laut dan Barat Daya-Timur Laut dengan arah perlapisan batuan relatif ke arah Selatan. Pada
setiap parameter dilakukan perhitungan matematis dan ditentukan nilai resiko jatuhan batuan.
Tingkat resiko yang tertinggi berada pada Pantai Indrayanti. Oleh karena itu diperlukan langkah
mitigasi dari pihak terkait sebagai pengurangan resiko dari jatuhan batuan. Bentuk mitigasi seperti
pemasangan peringatan, pembatasan zona rawan jatuhan batuan, dan sosialisasi bagi warga
setempat. |
---|