KOMPETISI POLITIK LOKAL DI INDONESIA: STUDI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI
Kelembagaan ekonomi yang dipilih oleh sebuah negara adalah pilihan kolektif dari sebuah proses politik. Kelembagaan ekonomi dipengaruhi oleh lembaga politik dan distribusi kekuasaan politik dalam masyarakat. Kekuasaan politik menimbulkan kompetisi politik, kompetisi politik dapat berbentuk kompetisi...
محفوظ في:
المؤلفون الرئيسيون: | , |
---|---|
التنسيق: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
منشور في: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
2014
|
الموضوعات: | |
الوصول للمادة أونلاين: | https://repository.ugm.ac.id/134444/ http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=77019 |
الوسوم: |
إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
|
المؤسسة: | Universitas Gadjah Mada |
الملخص: | Kelembagaan ekonomi yang dipilih oleh sebuah negara adalah pilihan kolektif dari
sebuah proses politik. Kelembagaan ekonomi dipengaruhi oleh lembaga politik dan
distribusi kekuasaan politik dalam masyarakat. Kekuasaan politik menimbulkan
kompetisi politik, kompetisi politik dapat berbentuk kompetisi di lembaga legislatif,
political turnover, dan desentralisasi kewenangan politik. Dalam kajian Teori Public
Choice, masih terjadi perdebatan secara teoritis, apakah kompetisi politik berpengaruh
positif ataukah negatif terhadap kinerja ekonomi dan kinerja fiskal.
Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh dari: kompetisi politik di
DPRD, kepala daerah petahana, bentuk pemerintahan divided government dan kinerja
pemerintahan terhadap kinerja ekonomi daerah. Kinerja ekonomi berupa pertumbuhan
ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD) serta belanja pemerintah untuk kepentingan
publik.
Penentuan sampel kabupaten/kota berdasarkan purposive sample, dan didapatkan sebanyak 157 kabupaten dan kota sampel. Alat analisis yang digunakan adalah
regresi linier berganda dengan metode ordinary least square.
Hasil penelitian ini mendukung kelompok peneliti yang mengatakan bahwa
kompetisi politik di DPRD dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap kinerja
ekonomi, tergantung dari tingkat kompetisi yang terjadi. Pada tingkat kompetisi
politik yang wajar, kompetisi politik akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, sebaliknya kompetisi politik yang sangat ketat akan berdampak negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Ditemukan bukti daerah yang dipimpin oleh kepala
daerah petahana memiliki pertumbuhan ekonomi lebih rendah dibandingkan dengan
kepala daerah pendatang baru. Bentuk pemerintahan divided dan kinerja pemerintahan
tidak terbukti mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Ditemukan bukti bahwa kompetisi politik di DPRD berpengaruh positif
terhadap realisasi penerimaan PAD perkapita. Semakin tingginya kompetisi politik di
DPRD semakin tinggi penerimaan realisasi penerimaan PAD perkapita. Peningkatan
penggalian sumber-sumber PAD akan berdampak negatif terhadap iklim investas di
daerah, dan akhirnya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah. Tidak
ditemukan bukti bahwa daerah yang dipimpin oleh kepala daerah petahana, bentuk
pemerintahan divided, dan kinerja pemerintahan mempengaruhi penerimaan realisasi
PAD perkapita. Tidak ditemukan bukti adanya pengaruh dari kompetisi politik di
DPRD, bentuk pemerintahan divided government, kepala daerah petahana dan kinerja
pemerintahan terhadap belanja pemerintah untuk kepentingan publik.
Kata kunci : Kompetisi politik, petahana, divided government, pertumbuhan ekonomi,
Penerimaan Asli Daerah (PAD), belanja pemerintah daerah untuk
kepentingan publik |
---|