JUMLAH BAKTERI PADA SERVIK DOMBA FASE LUTEAL DAN FASE FOLIKULER SERTA KETERKAITANNYA DENGAN KEBUNTINGAN

Penelitian ini bertujuan untuk. membandingkan jumlah bakteri pada servik domba fase luteal dengan fase folikuler aerta mengetahui kemungkinan adanya keterkaitan antara jumlah bakteri pada servik dengan kejadian kebuntingan setelah domba dikawinkan. Penelitian ini menggunakan sampel 10 ekor domba bet...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلف الرئيسي: RATNA DAMAYANTI, 069211880
التنسيق: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
اللغة:Indonesian
منشور في: 1997
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:http://repository.unair.ac.id/69098/1/KKC%20KK%20KH%201138.98%20Dam%20j.pdf
http://repository.unair.ac.id/69098/
http://www.lib.unair.ac.id
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
المؤسسة: Universitas Airlangga
اللغة: Indonesian
الوصف
الملخص:Penelitian ini bertujuan untuk. membandingkan jumlah bakteri pada servik domba fase luteal dengan fase folikuler aerta mengetahui kemungkinan adanya keterkaitan antara jumlah bakteri pada servik dengan kejadian kebuntingan setelah domba dikawinkan. Penelitian ini menggunakan sampel 10 ekor domba betina yan~ diambil secara acak dari 52 ekor domba betina yang sedang tidak bunting di desa Tambak Merak. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua kali yakni saat fase luteal dan saat fase folikuler. Untuk mendapatkan fase folikuler secara bersamaan, maka dilakukan gertak birahi dengan penyuntikan Prostaglandin F2P (PGF2p) secara intra muskuler pada domba yang digunakan sebagai sampel. Penghitungan bakteri dengan menggunakan metode Koch dengan mengikuti peraturan SPC (Standart Plate Count). Data hasil penelitian diolah secara statistik dengan uji t untuk. membedakan jumlah bakteri fase luteal dan fase folikuler. Data kebuntingan domba disajikan dalam bentuk persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada fase luteal sebesar 1.082 + 514,45 (CFU/ml) dan fase folikuler sebesar 1.331 ± 613.87 (CFU/ml). Angka kebuntigan setelah domba dikawinkan adalah 80% dan 20% tidak bunting. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah bakteri pada servik domba fase luteal dan fase folikuler berbeda sangat nyata (P<O,Ol). Meskipun pada cairan aervik domba mengandung aejumlah bakteri namun domba maaih memungkinkan untuk bunting setelah dikawinkan.