HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KONSUMSI ROKOK KRETEK DENGAN STATUS GIZI (IMT), SERUM FOLAT DAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KECAMATAN BULAK
Jumlah perokok di Indonesia meningkat setiap tahun. Nikotin pada rokok mempengaruhi kinerja otak sehingga bisa mengurangi nafsu makan yang kemudian berdampak pada status gizi (IMT) dan konsumsi makanan yang mengandung folat. Defisiensi folat berhubungan dengan peningkatan homosistein yang kemudi...
Saved in:
主要作者: | |
---|---|
格式: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
語言: | English English |
出版: |
2017
|
主題: | |
在線閱讀: | http://repository.unair.ac.id/67027/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/67027/2/TESIS%20FITRI%20AMALIA%20101514153007.pdf http://repository.unair.ac.id/67027/ |
標簽: |
添加標簽
沒有標簽, 成為第一個標記此記錄!
|
機構: | Universitas Airlangga |
語言: | English English |
總結: | Jumlah perokok di Indonesia meningkat setiap tahun. Nikotin pada rokok
mempengaruhi kinerja otak sehingga bisa mengurangi nafsu makan yang
kemudian berdampak pada status gizi (IMT) dan konsumsi makanan yang
mengandung folat. Defisiensi folat berhubungan dengan peningkatan homosistein
yang kemudian menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara derajat rokok
dengan IMT, serum folat dan tekanan darah. Penelitian dengan desain cross
sectional ini dilakukan pada 31 nelayan yang produktif. Pengambilan sampel
darah dilakukan oleh tim dari FK UNAIR dan dianalisis menggunakan metode
Gas Chromatography di laboratorium farmasi UNAIR.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara
kategori derajat rokok dengan status gizi (IMT), tekanan darah dan serum folat
Namun, rerata IMT pada perokok berat lebih kecil daripada kelompok lainnya dan
rerata serum folat pada responden yang memiliki tekanan darah normal lebih
besar daripada responden yang tekanan darahnya di atas normal.
Selain itu ada variabel yang berpotensi untuk memiliki hubungan dengan
IMT antara lain variabel konsumsi B12 (p=0,055) dan variabel konsumsi protein
(p=0,052). Variabel yang memiliki potensi berhubungan dengan tekanan darah
adalah variabel konsumsi lemak (p=0,129), karbohidrat (p=0,119), vitamin B12
(p=0,025), kebiasaan merokok (p=0,175) dan status penggunaan filter rokok
(p=0,226). Kelompok perokok memiliki IMT dan tekanan darah yang normal
dikarenakan konsumsi karbohidrat dan vitamin B12 yang lebih baik dibandingkan
dengan kelompok bukan perokok.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah status gizi (IMT), tekanan darah
pada perokok berat justru lebih banyak yang normal, begitu juga dengan serum
folat pada perokok berat yang paling besar dari yang lain. Hal tersebut
dikarenakan pola konsumsi pada perokok berat yang lebih baik daripada
kelompok bukan perokok. |
---|