Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Gout Arthritis Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan
Latar belakang: Seiring bertambahnya usia seseorang maka terjadi kecenderungan menurunya berbagai kapasitas fungsional yang dapat mengakibatkan terjadinya degenerasi sejalan dengan proses menua. Pravelensi gout arthritis di Jawa Timur sebesar 17%. Di kabupaten Lamongan asam urat masuk ke dalam 10 pe...
محفوظ في:
| الملخص: | Latar belakang: Seiring bertambahnya usia seseorang maka terjadi kecenderungan menurunya berbagai kapasitas fungsional yang dapat mengakibatkan terjadinya degenerasi sejalan dengan proses menua. Pravelensi gout arthritis di Jawa Timur sebesar 17%. Di kabupaten Lamongan asam urat masuk ke dalam 10 penyakit pada tahun 2016 Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan nukleotida purin seperti sarden, jeroan akan meningkatkan produksi asam urat. Sehingga sangat perlu untuk dilakukan penanganan untuk mengatasi kekakuan pada sendi tersebut dengan melakukan latihan mobilisasi ringan (ROM) yang berfungsi untuk meningkatkan rentang
gerak penderita dan disisi lain dengan melakukan ROM ini juga dapat mengurangi nyeri akibat kekakuan yang dirasakan pada sendi saat beraktifitas (Mulfianda, 2019). Metode: Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara untuk menggali informasi terkait asuhan keperawatan gerontikmulai dari tahap pengkajian sampai evaluasi. Lokasi dan waktu: Pengambilan data dilaksanakan di Desa Plosowahyu Kabupaten Lamongan pada tanggal 26 Mei 2021-28 Mei 2021. Hasil: Dilakukan pengkajian kepada 5 responden lansia yang menderita penyakit gout arthritis. Pada seluruh responden, ditemukan gejala seperti nyeri sendi pada kedua lutut, linu-linu saat berjalan, nyeri pada lutut hingga sulit untuk menggerakkan kaki, sulit bergerak karena nyeri sendi terasa cenut-cenut saat berjalan, kesemutan pada kaki. Pada pengkajian lansia, ditemukan skoring masalah lansia yang bervariasi tetapi tidak jauh dari teori proses menua. Pada penegakkan diagnosa keperawatan ditemukan masalah keperawatan “Gangguan Mobilitas Fisik”. Pada tahap intervensi, dilakukan “Dukungan Mobilisasi” dengan kriteria hasil Mobilitas Fisik Meningkat. Selanjutnya diberikan implementasi selama 3 hari dan dievaluasi setiap selesai tindakan. Kesimpulan: pada proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, diagnosa, intervensi, impelementasi keperawatan ditemukan kesesuaian antara tinjauan kasus dan teori. Namun, pada penegakan dignosa dari beberapa diagnose dalam teori. Seluruh proses keperawtan dilakukan selama 3 hari dengan klien dan keluarga yang kooperatif. |
|---|