Efek Psikoterapeutik Teks Sastra: Kajian Psikologi Sastra terhadap Novel Burung-Burung Manyar, Durga Umayi, dan Saman

Sebagaimana diketahui, teks sastra dapat digunakan sebagai sarana pembentukan watak. Apabila teks sastra yang dipilih adalah teks sastra yang baik, pembaca akan mendapat banyak alternatif untuk menjalani kehidupan, dan dalam keadaan normal pembaca akan cenderung memilih model-model yang baik. Berang...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلفون الرئيسيون: Marwata, Heru, Sudibyo, Sudibyo
التنسيق: Other NonPeerReviewed
اللغة:English
منشور في: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada 2000
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:https://repository.ugm.ac.id/278839/1/Efek%20Psikoterapeutik%20Teks%20Sastra%20Kajian%20Psikologi%20Sastra%20Terhadap%20Novel%20Burung-Burung%20Manyar%2C%20Durga%20Umayi%2C%20Dan%20Saman_Heru%20Marwata_2000.pdf
https://repository.ugm.ac.id/278839/
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:Sebagaimana diketahui, teks sastra dapat digunakan sebagai sarana pembentukan watak. Apabila teks sastra yang dipilih adalah teks sastra yang baik, pembaca akan mendapat banyak alternatif untuk menjalani kehidupan, dan dalam keadaan normal pembaca akan cenderung memilih model-model yang baik. Berangkat dari pemikiran ini penelitian mengenai efek psikoterapeutik teks Burung Burung Manyar, Durga Umayi, dan Saman didasari oleh asumsu bahwa ketiga teks sastra itu memiliki potensi yang dapat menjadi stimulus bagi pembentukan perilaku yang terpuji. Hal inilah yang merupakan urgensi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujua mengemukakan argumen psikologis teks-teks sastra yang dapat mempengaruhi pembentukan perilaku dan pengubahan sikap. Disamping itu, penelitian ini juga menjelaskan posisi teks sastra dalam pembentukan perilaku dan pengubahan sikap. Pengungkapan tujuan ini dilakukan melalui analisis teori psikologi sastra, dalam hal ini teori emotif dan teori rasa fenomenologi. Hasilnya, dalam teks BBM,DU, dan Saman ada sejumlah paparan yang dapat menjadi stimulus bagi pembentukan watak Welas asih, teguh, dan cerita serta penolakan terhadap sikap oportunis, permisif, bengis, dan brutal. Dari hasil itu dapat disimpulkan jika pembaca mampu menghayati berbagai watak di atas melalui mekanisme identifikasi atau analogisasi, pembaca akan memperoleh pencerahan atau analogisasi, dan kondisi pascakatarais ini diharapkan melahirkan psikoterapi.