Stratifikasi Kemisikinan Dan Distribusi Pendapatan Di Wilayah Perdesaan: Kasus Tiga Dusun Wilayah Lereng Selatan Gunung Merapi Jawa Tengah

INTISARI Masalah kemiskinan dan distribusi pendapatan masih tetap merupakan perhatian utama dalam pembangunan nasional. Stratifikasi kemiskinan diperlukan selain untuk mengetahui lebih mendalam mengenai intensitas kemiskinan juga untuk memantau kemajuan yang telah dicapai dalam mengatasi kemiskinan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1997
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/20411/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3261
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:INTISARI Masalah kemiskinan dan distribusi pendapatan masih tetap merupakan perhatian utama dalam pembangunan nasional. Stratifikasi kemiskinan diperlukan selain untuk mengetahui lebih mendalam mengenai intensitas kemiskinan juga untuk memantau kemajuan yang telah dicapai dalam mengatasi kemiskinan dart waktu ke waktu. Adapun distribusi pendapatan berpengaruh secara langsung terhadap tingkat kecemburuan sosial, makin tinggi ketimpangan distribusi pendapatan makin tinggi pula tingkat kecemburuan sosial yang terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikai penduduk miskin atas dasar stratifikasi pendapatan setara beras (Sayogyo, 1982), serta variasi distribusi pendapatan pada wilayah perdesaan yang berbeda Kandungan sumberdaya dan aksesibilitasnya. Survei dilakukan pada tiga dusun (Turgo, Ngepring dan Watuadeg), Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY. Tiga dusun tersebut terletak pada sisi selaian Gunungapi Merapi, masing-masing pada ketinggian antara 900-1.000 meter, 600-700 meter dan 400-500 meter dart permukaan air lout. Kandungan sumberdaya alam dan aksesibilitas antardusun penelitian juga berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya alam maupun tingkat aksesibilitas, melainkan juga tergantung kemampuan penduduk untuk memanfaatkan keunggulan komparatif sumberdaya setempat untuk berbagai kegiatan ekonomi. Tidaklah mengherankan bahwa Dusun Watuadeg proporsi penduduk miskin terendah, karena selain memiliki persawahan yang teririgasi dengan balk juga aksesibilitas balk