DINAMIKA TEMPERATUR DAN KOMPOSISI FLUIDA PANAS BUMI LAPANGAN “BETA”, AMBON BERDASARKAN STUDI INKLUSI FLUIDA

Lapangan “Beta” berada di dalam tatanan Busur Banda Dalam yang berasosiasi dengan gunungapi tua berumur Tersier, antara lain Gunung Eriwakang, Gunung Huwe, Gunung Kadera dan Gunung Salahutu serta berada pada jarak sekitar <2 km dari pantai. Kemunculan mata air panas dan fumarol bertemperatur 3...

وصف كامل

محفوظ في:
التفاصيل البيبلوغرافية
المؤلفون الرئيسيون: Mulyaningsih, E., Mulyaningsih, E., Sari, I.W.A, Sari, I.W.A, Vandani, C.P.K, Vandani, C.P.K, Utami, P, Utami, P, Warmada, I.W, Warmada, I.W, Yunis, Y, Yunis, Y
التنسيق: مقال PeerReviewed
اللغة:English
منشور في: Jurusan Teknik Geologi 2014
الموضوعات:
الوصول للمادة أونلاين:https://repository.ugm.ac.id/135145/1/394-405%20M2P-01.pdf
https://repository.ugm.ac.id/135145/
الوسوم: إضافة وسم
لا توجد وسوم, كن أول من يضع وسما على هذه التسجيلة!
الوصف
الملخص:Lapangan “Beta” berada di dalam tatanan Busur Banda Dalam yang berasosiasi dengan gunungapi tua berumur Tersier, antara lain Gunung Eriwakang, Gunung Huwe, Gunung Kadera dan Gunung Salahutu serta berada pada jarak sekitar <2 km dari pantai. Kemunculan mata air panas dan fumarol bertemperatur 34 – 90 °C dengan pH netral menunjukkan kehadiran sistem panas bumi di bawah permukaan. Di daerah penelitian terdapat Sumur “Beta-01” yang berada pada elevasi 75 mdpl dengan kedalaman 932,65 m dan merupakan sumur pemboran pertama yang dapat digunakan untuk melihat representasi kondisi bawah permukaan serta mempelajari proses masa lampau dari sistem panas bumi Lapangan “Beta”. Melalui dua sampel intibor dari Sumur “Beta-01” dengan jenis litologi berupa batuan andesit dari kedalaman 778 – 779 m dan 927,62 – 932,65 m dilakukan studi inklusi fluida untuk mempelajari karakteristik fluida masa lampau yang terjebak di dalam mineral hidrotermal. Sampel pertama dari kedalaman 778 – 779 m menunjukkan temperatur homogenisasi yang berkisar 174 – 238 °C dengan nilai salinitas 0,15 – 1,2 wt.% NaCl eq. Sampel kedua dari kedalaman yang sama dan secara relatif berumur lebih muda dibanding sampel pertama menunjukkan kisaran temperatur homogenisasi yang lebih rendah, yaitu 197 – 205 °C dengan nilai salinitas sebesar 0,15 – 0,69 wt.% NaCl eq. Sampel dari kedalaman 927,62 – 932,65 m menunjukkan kisaran temperatur homogenisasi yang lebih panjang, yaitu 135 – 291 °C dengan nilai salinitas 0,15 – 1,6 wt.% NaCl eq. Dari data tersebut terlihat adanya penurunan temperatur dan salinitas fluida yang terjadi pada masa lampau yang diinterpretasikan sebagai hasil dari pencampuran antara fluida di kedalaman dengan air meteorik yang memiliki temperatur dan salinitas yang lebih rendah. Kata kunci: Ambon, Fluida panas bumi, Inklusi fluida, Mikrotermometri, Temperatur homogenisasi, Salinitas.