Studi Proses Pembuatan Biodisel dari Minyak Kelapa (coconut oil) dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik

Biodisel dapat dibuat melalui proses metanolisis berbagai minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan lain lain. Minyak kelapa memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan biodisel karena ketersediaannya yang berlimpah. Gelombang ultrason...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Kembaryanti Putri, Sri, Supranto, Supranto, Sudiyo, Rahman
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2012
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/134973/1/2012_J%20PROS_SRI%20ET%20AL.docx
https://repository.ugm.ac.id/134973/
http://chemeng.ugm.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Biodisel dapat dibuat melalui proses metanolisis berbagai minyak nabati seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai dan lain lain. Minyak kelapa memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan biodisel karena ketersediaannya yang berlimpah. Gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk meningkatkan konversi reaksi dan mempercepat laju reaksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan gelombang ultrasonik dalam proses transesterifikasi minyak kelapa, perbandingan pereaksi, konsentrasi katalisator dan aktivasi metanol terhadap konversi reaksi. Katalisator natrium hidroksida dengan berat tertentu dilarutkan di dalam metanol dalam volum tertentu. Setelah terlarut sempurna bersamaan dengan minyak kelapa dimasukkan ke dalam reaktor dan reaksi dijalankan. Sa,pel diambil setiap interval 10 menit untuk dianalisis kendungan asam lemaknya. Reaksi dihentikan setelah mencapai waktu 60 menit. Setelah itu, biodisel yang terbentuk dipisahkandari gliserol dan dimurnikan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa transesterifikasi minyak kelapa dapat dipacu dengan bantuan gelombang ultrasonik. Konversi reaksi yang dicapai empat kali lebih besar (85,66%) dibandingkan dengan konversi pada proses konvensional (20,15). Proses dilakukan pada kondisi operasi nyang sama; perbandingan pereaksi 5 mgek metanol/mgek minyak, 1 % berat katalisator, dan suhu awal reaksi 60 oC. Hasil penelitian menunjukkan semakin tingginperbandingan ekivalen metanol-minyak, semakin tinggi konversi reaksi yang dicapai.