Psikodinamika Moral Disengagement Remaja Pelaku Pencabulan
Tujuan penelitian ini mengetahui konsep dan bentuk moral disengagement pada remaja pelaku pencabulan, penyebab remaja pelaku pencabulan melakukan moral disengagement, dampak moral disengagement terhadap moral emosi pada remaja pelaku pencabulan, psikodinamika moral disengagement remaja pelaku pencab...
Saved in:
總結: | Tujuan penelitian ini mengetahui konsep dan bentuk moral disengagement pada remaja pelaku pencabulan, penyebab remaja pelaku pencabulan melakukan moral disengagement, dampak moral disengagement terhadap moral emosi pada remaja pelaku pencabulan, psikodinamika moral disengagement remaja pelaku pencabulan, dan solusi agar remaja tidak menggunakan moral disengagement. Kasus remaja yang melakukan pencabulan masih terus terjadi di masyarakat. Kasus remaja pelaku pencabulan ini dapat ditinjau dari teori moral disengagement yang dikemukakan oleh Bandura. Moral disengagement adalah proses kognisi yang melibatkan rasionalisasi ketika individu melakukan perbuatan menyimpang dari moral.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu studi kasus instrumental. Partisipan penelitian adalah lima orang remaja pelaku pencabulan yang berusia antara 14 – 18 tahun, laki-laki dan sudah diputus bersalah oleh pengadilan. Pengumpulan data menggunakan teknik depth interview. Tahapan analisa data adalah kategorisasi, interpretasi langsung, korespondensi dan pola, serta generalisasi naturalistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk moral disengagement yang dilakukan remaja pelaku pencabulan adalah moral justification, euphemistic labeling, displacement of responsibility, diffusion of responsibility, distortion of consequences, dehumanization, attribution of blame dan active avoidance. Faktor yang menyebabkan remaja menggunakan moral disengagement adalah faktor keluarga yang tidak kondusif, lingkungan yang permisif, paparan pornografi, pemahaman agama yang kurang baik, dan teman sebaya. Dampak moral disengagement adalah hilangnya perasaan bersalah, malu, takut dan tidak berempati pada korban.. Psikodinamika moral disengagement remaja pelaku pencabulan disebabkan faktor resiko yang membentuk moral disengagement. Ketika terdapat keinginan meakukan pencabulan remaja membentuk moral disengagement sehingga tidak merasa bersalah. Akibatnya remaja melakukan pencabulan. Pasca pencabulan dapat muncul perasaan bersalah, diikuti pembentukan moral disengagement sehingga perasaan bersalah hilang kembali. Saran yang dapat diberikan adalah melakukan pendidikan karakter di sekolah yang melibatkan unsur kognisi dan afeksi. Selain itu diperlukan peran media massa/media sosial untuk menyeleksi isi berita atau acara yang disajikan. |
---|